1.
Fungi produksi
·
Fungsinya = q = f(K,L)
·
Produk fiskal marginal = fisik marginal dari
masukan = keluaran tambahan yang dapat diproduksi dengan menggunakan satu unit
tambahan masukan tersebut. sambil mempertahankan semua masukan lain tetap
konstan.
·
Produk fisik marginal dari modal= MPk =
= fk
·
Produk fisik marginal dari labor = MPl =
= fL
·
Produktivitas labor = produktivitas rata-rata.
Ini bisa dipergunakan untuk ukuran efisiensi.
·
Jika industri mengalami peningkatan
produktivitas, keluaran per unit masukan labor meningkat.
·
APL =
=
· Nilai APL untuk tiap jumlah masukan tenaga kerja
ialah kemiringan garis yang ditarik dari titik asal ke titik yang berrsangkutan
di kurva TPL.
·
MPL melebihi APL, akibatnya penambahan satu
pekerja akan meningkatkan produtivitas semua labor, karena penambahan keluaran
dari satu labor tambahan ini melebihi keluarn yang diproduksi oleh satu pekerja
rata-rata sebelumnya.
·
Produktivitas rata-rata labor melebihi
produktivitas marginal, sehingga produk rata-rata menurun.
·
Penambahan satu
pekerja dalam proses produksi, maka peningkatan keluaran dalam jumlah
yang lebih kecil daripada rata-rata yang berlaku sebelumnya. Jadi produktivitas
rata-rata labor akan rendah.
·
Peta kurva produksi sama (Isokuan) =
menggambarkan fungsi produksi keseluruhan dalam 2 dimensi dan mencatan K dan L
dapat menyatu memproduksi satu tingkat keluaran tertentu.
·
Kurva produksi sama dapat diukur dan lebih
tertarik untuk menggunakan kurva bentuk kurva dan fungsi produksi yang
berkaitan dengannya daripada kita mempelajari bentuk sebenarnya dari fungsi
utilitas.
·
Kemiringan kurva produksi sama, memperlihatkan bagaimana satu masukan dapat
dipertukarkan dengan masukan lain sambil mempertahankan keluaran tetap konstan.
·
MRS = tingkat dimana labor dapat mensubtitusi
modal dan mempertahankan pengeluaran tetap konstan disepanjang kurva produksi
sama.
·
Penetapan diferential total dari fungsi produksi
=
Dq =
. dL +
. dK = MPL .
dL + MPK . dK yang mencatat
perubahan L dan K mempengaruhi keluaran.
·
Kurva produksi sama punya kurva kemiringan
negatif dan kurva cembung. Jika MPL dan
MPK (+), RTS (+). Jadi banyak modal dapat dilepaskan jika satu unit tambahan
labor tersedia.
·
Jika labor yang digunakan tinggi, RTS rendah.
·
Peningkatan L dengan disertai menurunnya K akan
menghasilkan menurunnya MPK. MPL turun dan RTS turun.
·
Derivatif parsial silang fKL = fLK harus (+).
Jika banyak modal, produktivitas marjinal juga tinggi.
·
FkL negatif , kenaikan dalam masukan labor
mengurangi produktivitas marginal dari modal. RTS turun disepanjang K dan L
dimana produktivitas marjinal positif.
·
RTS menurun disepanjang K dan L dimana
produktivitas marginal positif. Untuk nilai K dan L dimana produktivitas
marginal yang menurun diperlihatkan fungsi yang memadai untuk mengatasi
pengaruh nilai negatif untuk fKL terhadap kecembungan kurva produksi sama.
·
Spesialisai naik, efisiensi naik. RTS = jika
fungsi produksi diketahui q = f(K,L) dan semua masukan digandakan dengan
konstanta positif yang sama, m yang >1 kita dapat mengklasifikasikan hasil
berbanding skala dari fungsi produksi tersebut dengan :
o
1. F(mk,mL) = mf(K,L) = mq konstan
o
2. F(mk,mL)
< mf(K,L) = mq menurun
o
3. F(mk,mL) > mf(K,L) = mq meningkat
·
Jika keluaran meningkat kurang dari proposional,
fungsi tersebut memperlihatkan hasil banding skala yang menurun. Fungsi
produksi dengan hasil berbanding skala yang konstan menempati posisi penting
dalam teori ekonomi.
·
Slope = ∆k/∆L. MRTS = MPL/MPK. Jika K= 10 dan L= 10 maka Q= 20 dan RTS =
2.
·
Secara geometris, semua kurva produksi sama dari
sebuah fungsi produksi dengan hasil berbanding skala yang konstan merupakan
kenaikan radial dari unit kurva.
·
Kasus hasil berbanding skala dengan fungsi
produksi =
q= f(x1,x2,.....xn). atau
f(mx1,mx2,.....mXn)=
f(X1,X2,....,Xn.)=
.
Jika k=1 fungsi produksi tersebut
melihatkan hasil berbanding skala yang konstan. Kalau menurun
k<1 dan naik
jika k>1.
·
Untuk fungsi produksi dengan hasil berbanding
skala yang konstan , RTS hanya bergantung pada rasio K dan L. Bukan skala produksi.
·
Elastisitas subtitusi = uuran lengkungan sebuah
kurva produksi sama. untuk fungsi
produksi q=f(K,L), elastisitas subtitusi mengukur perubahan proposonal dalam
K/L relatif terhadap perubahan proposional dalam RTS disepnajang kurva produksi
sama yaitu=
Jika K/L dan RTS bergerak dalam arah yang
sama, nila
selalu
positif.
Jika
naik, RTS
tidak berubah lebih banyak secara relatif terhadap K/L dan produksi sama
cenderung datar.
·
Semua kurva produksi sama untuk fungsi produksi
merupakan garis-garis lurus yang sejajar dengan kemiringan –b/a. Karena
disepanjang tiap garis kurva produksi sama ini, RTS konstan, pembilang dari
= 0 , jadi
= tak
terhingga.
·
= 0 merupakan fungsi produksi proporsi tetap.
Perusahaan dengan fungsi produksi ini akan selalu beroperasi di sepanjang garis
dimana rasio K/L tetap di b/a dan ini
efisiensi. Kalo di titik lain akan tak efisien.
·
untuk elastisitas subtitusi =
o
K dan L bersifat subtitusi sempurna
o
Kasus proporsi tetap, tidak ada subtitusi yang
dimungkinkan. Rasio modal tenaga kerja tetap di b/a.
o
Kemampuan subtitusi terbatas.
·
Fungsi produksi proporsi = q=min (ak,bL) a,b>0
·
Fungsi produksi dimana
=1 disebut fungsi produksi COBB DOUGLAS. Punya
bentuk cembung yang normal. Memperlihatkan semua tingkat hasil berbanding skala
bergantung pada nilai a dan b.
Jika a+b=1 maka fungsi COBBDOUGLAS melihatkan hasil berbanding skala yang
konstan karena keluaran juga meningkat dengan faktor m.
Sangat berguna dalam banyak aplikasi karena
linear dalam bentuk logaritma.
Ln q = ln A + a ln K + b ln B
·
= 0, 1 dan tak terhingga pake fungsi CES. Disini
jika
mendekati 1, elastisitas makin tinggi.
=
.
Menggabungkan fungsi linear, proporsi
tetap, dan fungsi COBBDOUGLAS.
Peta kurva produksi sama untuk fungsi
produksi CES umum sangat serupa dengan fungsi
COBBDOUGLAS.
2.
Kemajuan teknis
·
Keluaran dapat dilakukan dengan masukan yang
dikit.
·
Observasi pertama yang akan dibuat oleh kemajuan
teknis ialah tingkat pertumbuhan keluaran sepanjang waktu lebih besar dari
tingkat pertumbuhan yang disebabkan oleh pertumbuhan masukan yang didefinisikan
secara konvensional.
·
Tingkat pertumbuhan dalam keluaran dapat
dipisahkan kedalam penjumlahan kedua komponennya :
o
pertumbuhan yang disebabkan perubahan masukan
o
pertumbuhan residu lainnya.
·
3 faktor perubahan teknis (A(t))masuk dalam
fungsi produksi:
o
Kemajuan teknis internal
o
Kemajuan teknis yang memajukan modal
o
Kemajuan teknis yang meningkatkan tenaga kerja.
·
Ketiga efek ini mampu menggeser fungsi produksi.
·
2 penemuan terpenting DENISON=
o
Bagian yang cukup besar ialah Kemajuan teknis
dapat diterangkan oleh salahsatunya =
peningkatan mutu tenaga kerja.
Tidak menunjukan pentingnya
peningkatan modal dalam proses pertumbuhan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar